Rabu, 05 Mei 2021

DERIVAT ASAM KARBOKSILAT

 DERIVAT ASAM KARBOKSILAT


        Terdapat beberapa golongan yang sangat penting, seperti alkohol, fenol, eter, amina dan halida terdiri dari gugus alkil dan atau aril yang dimana masing-masing dari gugus tersebut terikat pada subsituen hidroksil, alkoksil, amino dan halo. Apabila gugus fungsi tersebut terikat pada semua gugus asil (RCO-) sifatnya akan berubah secara substansial dan merupakan turunan dari asam karboksilat. Dimana asam karboksilat memiliki gugus hidroksil yang terikat pada gugus asil dan turunan fungsionalnya dibuat dengan mengganti gugus hidroksil dengan subsituen. Sebagai contoh pada aldehid dan keton dengan berat molekul ekuivalen yang menjadikannya sebagai perbandingannya. Dimana titik didih hanya sebatas 760 torr dan terdaftar sebagai kisaran dari nilai yang diperoleh pada tekanan yang lebih rendah. Titik didih suatu asam karboksilat yang relatif tinggi ini disebabkan oleh dimerisasi ikatan hidrogen yang ekstensif. Dimana ikatan hidrogen ini terjadi antara 1 derajat sampai 2 derajat amida. Pada turunan asam karboksilat ini yang memiliki gugus fungsi RCOY atau RC = OY memiliki dua perbedaan diantaranya, yaitu :
1. Turunan asam karboksilat adalah senyawa dengan gugus asil (RCO-) yang dimana gugus tersebut terikat pada atom elektronegatif atau subsituen, dan gugus -Y yang merupakan gugus bebas dalam reaksi subsituasi
2. Turunan asam karboksilat adalah senyawa yang menghasilkan asam karboksilat pada rxn dengan air (H2O)


        Dari beberapa turunan asam karboksilat, terdapat beberapa diantaranya yang tidak dapat tersubsitusi. Salah satunya adalah amida, dimana amida ini tidak dapat tersubsitusi. Kemudian atom nitrogen disini dapat tersubsitusi dengan cara kita dapat melakukan identifikasi terlebih dahulu terhadap gugus subsituen dan kemudian nama amida induknya. Subsituen nitrogen dimulai dengan huruf N untuk mengidentifikasinya sebagai terikat langsung ke nitrogen. Nah, dari hasil reaksi subsitusi ini maka akan terjadi dua langkah yang terdapat dalam proses reaksi tersebut :
1. Penambahan nukleofil untuk membentuk perantara tetrahedral
2. Reformasi karbonil dan hilangnya gugus lepas -Y. Hasil subsitusi asli nukleofilik adalah penggantian Y oleh nukleofilik. 
Dalam melakukan reaksi yang sedang berlangsung, terdapat faktor yang mempengaruhi,diantaranya : faktor sterik dan faktor elektronik. Dimana faktor sterik ini dapat mempengaruhi reaktivitas dalam turunan asam karboksilat, yang dimana gugus karbonil tak-terhalangi bereaksi dengan nukleofil lebih mudah daripada gugus yang dihalangi secara sterik. Sedangkan faktor elektronik dapat mempengaruhi turunan asam karboksilat dari segi yang sangat mudah terpolarisai yang akan lebih mudah diserang oleh yang kurang polar. Untuk mengubah turunan asam yang lebih reaktif menjadi kurang reaktif dapat dilakukan dengan mensintesis senyawa asil yang kurang reaktif dari senyawa yang lebih reaktif, tetapi jika sulit dilakukannya sintesis, maka memerlukan pereaksi khusus. 

Permasalahan :
1. Apakah kelektronegatifan dari suatu atom dapat mempengaruhi hasil dari turunan asam karboksilat, jelaskan
2. Menurut anda, pereaksi khusus yang bagaimana yang dapat dilakukan untuk mengubah turunan asam yang kurang reaktif agar menjadi lebih reaktif
3. Apa yang menyebabkan titik didih pada asam karboksilat sangat berpengaruh dalam menghasilkan turunan asam karboksilat 


Selasa, 27 April 2021

PEMBENTUKAN DAN SIFAT-SIFAT ASAM KARBOKSILAT

 PEMBENTUKAN DAN SIFAT-SIFAT ASAM KARBOKSILAT


    Gugus fungsi karboksil yang mencirikan suatu asam karboksilat adalah dengan adanya dua gugus fungsi, dimana kedua gugus tersebut terikat pada gugus karbonil. Kedua gugus yang terdapat pada asam karboksilat biasa ditulis dalam bentuk padat sebagai -CO2H atau -COOH. Campuran lain dari kedua gugus fungsional tersebut dapat menyebabkan perubahan yang sangat signifikan dalam sifat kimia. Tidak saja hanya dalam perubahan sifat kimia, namun dalam sifat fisika pun mengalami perubahan yang dihasilkan dari campuran gugus hidroksil dan karbonil yang begitu besar. Sehingga campuran tersebut nantinya akan menghasilkan gugus fungsi yang berbeda. Seperti pada aldehid, gugus hidroksil harus diletakkan diujung rantai karbon. Suatu senyawa asam karboksilat yang tidak bercabang dengan atom karbon genap memiliki titik leleh lebih tinggi daripada asam karboksilat yang memiliki karbon bernomor ganjil yang dimana memiliki satu atom atau lebih sedikit. Karena hal tersebutlah yang menyebabkan adanya perbedaan gaya tarik menarik antar molekul dalam keadaan kristal. Dengan adanya ikatan rangkap -cis secara signifikan akan dapat menurunkan titik leleh suatu senyawa asam karboksilat. Adapun faktor yang mempengaruhi titik didih relatif dan kelarutan air dari berbagai jenis senyawa asam karboksilat adalah karena gaya tarik dipolar antar molekul, dimana gaya tarik dipolar ini dapat meningkatkan titik didih dari suatu senyawa asam karboksilat. Selain dari gaya tarik dipolar, ikatan hidrogen pun dapat mempengaruhi kelarutan senyawa asam karboksilat didalam air. Berikut ini adalah beberapa cara pembentukan senyawa asam karboksilat :

    Asam karboksilat memiliki titik didih yang sangat tinggi, hal tersebut disebabkan karena adanya asosiasi dimer yang dimana akan melibatkan dua ikatan hidrogen sekaligus. Sebagai contoh adalah titik didih amida dan nitril yang tinggi disebabkan oleh gaya tarik dipol yang sangat kuat pula, ditambah dengan adanya ikatan hidrogen yang terjadi dialam senyawa tersebut. Nilai PKa antara alkohol dengan asam karboksilat jelas memiliki perbedaan yang sangat signifikan, dimana asam karboksilat merupakan asam yang lebih kuat dengan lebih dari sepuluh pangkat sepuluh. Kemudian subsituen elektronegatif didekat gugus karboksil yang akan bertindak untuk meningkatkan keasaman. Selain itu, pada senyawa asam karboksilat memiliki bilangan oksidasi yang tinggi. Sehingga menyebabkan pada pembentukannya mengalami reaksi oksidasi. Selain melalui reaksi oksidasi, asam karboksilat juga mengalami hidrolisis nitril dan karboksilat antara zat organologam. 

Permasalahan :
1. bagaimana cara kerja ikatan rangkap -cis sehingga dapat menurunkan titik leleh senyawa asam karboksilat

2. keadaan yang bagaimana sehingga gaya tarik dipolar dapat meningkatkan titik didih, adakah hubungannya dengan keadaan transisi pada senyawa asam karboksilat tersebut

3. apakah setiap hasil akhir dari pembuatan asam karboksilat memiliki titik leleh yang sama, tolong jelaskan

Selasa, 20 April 2021

MEKANISME REAKSI REDUKSI PADA BERBAGAI SENYAWA ORGANIK

 MEKANISME REAKSI REDUKSI PADA BERBAGAI SENYAWA ORGANIK


        Reaksi reduksi merupakan kebalikan dari reaksi oksidasi. Dimana reaksi reduksi ini merupakan suatu reaksi dimana molekul organik kehilangan oksigen dan atau mendapatkan hidrogen dalam reaksi reduksi. Namun, reaksi reduksi dan oksidasi ini merupakan proses yang sama pentingnya. Misalnya saat kita mereduksi sebuah molekul, dimana dalam tingkat oksidasi yang lebih rendah bukan pada tingkat reduksi yang lebih tinggi. Dalam melakukan mekanisme reaksi reduksi kita dapat melihat terlebih dahulu bilangan oksidasinya, sehingga nantinya tingkat relatif reduksi pada berbagai senyawa dapat ditentukan melalui tingkat oksidasi relatifnya. Pada saat proses reduksi berlangsung, biasanya akan ditambahkan hidrogen kedalam molekul senyawa organik. Dimana hidrogen tersebut biasanya berasal dari molekul hidrogen (H2) atau dari pereaksi hibrida logam. Digunakannya molekul H2 dengan adanya berbagai katalis logam dapat mereduksi paling banyak obligasi. Karena hidrogenasi katalitik juga dapat mengurangi ikatan C = O, C = N, proses ini sering terjadi sekaligus mengurangi sebagian besar atau semua ikatan rangkap dalam molekul organik. Karena kekurangan selektivitas ini, biasanya akan digunakan hidrogenasi katalitik untuk mengurangi ikatan C = C molekul dimana jeins ikatan rangkap lainnya tidak ada atau tidak dilindungi. Pada proses reduksi ini digunakan reagent khusus yang biasanya digunakan, yaitu reagent hidrida logam yang dimana dapat mengurangi berbagai jenis ikatan rangkap dalam sebuah molekul organik. 








        Biasanya reagent yang digunakan dalam proses reduksi ini mengandung Boron (B) atau Aluminium (Al) yang terikat pada satu atau lebih hidrogen. Sehingga akan menyebabkan mereduksi banyak ikatan dengan mentransfer hidrogen pada pasangan elektron yang terikat pada sebuah molekul organik (ion hidrida) dari boron atau aluminium ke atom karbon yang terpolarisasi positif dalam obligasi. Pada reaksi reduksi ini dapat berjalan secara cepat maupun secara lambat, apabila dalam suatu reaksi reduksi berjalan cepat apabila reagent yang digunakan sesuai dengan senyawa yang akan direduksi. Sedangkan suatu reaksi reduksi berjalan lambat apabila reagent yang digunakan tidak sesuai pada senyawa yang akan direduksi. 

Permasalahan :
1. Tingkat oksidasi relatif yang bagaimana yang baik digunakan dalam saat terjadi reaksi reduksi, tolong jelaskan 
2. Apa yang akan terjadi pada saat penambahan hidrogen kedalam molekul organik secara berlebih, apakah dapat mempengaruhi laju reaksinya
3. Apa yang menyebabkan terjadinya kekurangan selektvitas dalam reaksi reduksi

Rabu, 14 April 2021

MEKANISME REAKSI OKSIDASI PADA BERBAGAI SENYAWA ORGANIK

 MEKANISME REAKSI OKSIDASI PADA BERBAGAI SENYAWA ORGANIK


        Saat kita membicarakan tentang reaksi oksidasi pada senyawa organik, ada hal terpenting yang harus kita perhatikan yaitu seberapa banyak jumlah ikatan antara karbon dan heteroatom dalam suatu senyawa organik dibandingkan dengan seberapa banyak jumlah ikatan antara karbon dan hidrogen. Pada saat mekanisme reaksi oksidasi pada senyawa organik akan menghasilkan peningkatan jumlah ikatan antara karbon dan heteroatom, tidak hanya mengalami peningkatan namun juga akan menghasilkan penurunan jumlah ikatannya. Pada gambar dibawah ini adalah sejumlah contoh transformasi grup fungsional umum yang dihasilkan dari berbagai reaksi oksidasi :



            Heteroatom seperti oksigen dan nitrogen lebih elektronegatif daripada karbon, jadi ketika atom karbon mendapatkan ikatan ke heteroatom, ia kehilangan kerapatan elektron dan dengan demikian akan mengalami oksidasi. Sebaliknya, hidrogen kurang elektronegatif daripada karbon, jadi ketika karbon mendapatkan ikatan ke hidrogen akan memperoleh kerapatan elektron dan dengan demikian menjadi berkurang. Pada reaksi oksidasi ini sangat berperan penting dalam kimia organik dan biokimia. Sebagai contoh adalah pembakaran bahan bakar yang menyediakan energi untuk memelihara metabolisme makanan yang menghasilkan energi yang membuat kita bersemangat dan dalam melakukan reaksi itu tentunya akan mengalami reaksi oksidasi. Sebagai contoh yang lain pada proses respirasi, proses biokimia dimana oksigen yang kita hirup diudara akan mengoksidasi bahan makanan menjadi karbon dioksida dan air, sehingga pada reaksi oksidasi ini memberikan energi kepada sel-sel hidup. Reaksi pernapasan yang khas adalah oksidasi glukosa dimana gula sederhana yang akan terurai. Tanpa kita sadari bahwa semua kegiatan yang ada dikehidupan kita ini sangat erat kaitannya dengan reaksi-reaksi kimia.


Permasalahan :
1. Bagaimana pengaruh keelektronegatifan terhadap proses mekanisme oksidasi senyawa organik, tolong anda jelaskan
2. Hal apa yang mendasari pada proses akhir dari oksidasi ini adalah penurunan atau peningkatan ikatan dari senyawa yang dihasilkan  tersebut
3. Apa pengaruh jumlah ikatan terhadap suatu senyawa dalam menjalankan reaksi oksidasi, tolong jelaskan

Selasa, 06 April 2021

MEKANISME REAKSI-REAKSI ADISI PADA ALDEHID DAN KETON

 MEKANISME REAKSI-REAKSI ADISI PADA ALDEHID DAN KETON 


        Pada reaksi adisi antara aldehid dan keton ini memiliki reaksi utama gugus karbonil yang sangat melekat pada reaksi adisi nukleofilik pada ikatan rangkp karbon-oksigen. Pada penambahan nukleofil dan hidrogen akan melintasi suatu ikatan rangkap yang terdapat pada karbon-oksigen. Nah, sehingga nantinya akan mengakibatkan perbedaan elektronegativitas, gugus karboanion akan mengalami yang namanya terpolarisasi. Atom karbon nantinya akan memiliki muatan positif parsial dan atom oksigen nantinya akan bermuatan sebagian negatif. Antara aldehid dan keton ini biasanya akan lebih reaktif aldehid terhadap subistusi nukleofilik daripada keton karena adanya pengaruh dari efek sterik dan elektronik. Paada aldehid sendiri memiliki atom hidrogen yang relatif kecil yang terikat pada satu sisi gugus karboanion, nah sedangkan pada gugus R yang lebih besar nantinya akan ditempelkan ke sisi yang lainnya. Namun beda halnya pada keton, gugus R ini terikat pada kedua sisi gugus karboanion. Sehingga akan menyebabkan yang namanya hambatan sterik lebih sedikit dibandingkan pada aldehid. Secara elektronik, aldehid ini hanya memiliki satu gugus R untuk mensuplai elektron menuju karbonil positif sebagian, sedangkan pada keton memiliki dua gugus yang dijadikannya pemasok elektron yang terikat pada karbonil. Semakin besar jumlah elektron yang disuplai ke karbonil maka akan semakin sedikit muatan positif parsial pada atom tersebut dan semakin lemah atom tersebut menjadi nukleus.


        Pada reaksi adisi ini akan terjadi pengubahan beberapa ikatan yang akan menjadi gugus fungsi yang berbeda. Reaksi adisi ini dapat membantu untuk mengubah suatu senyawa tak jenuh menjadi senyawa jenuh yang lebih memiliki nilai fungsional. Aldehid dan keton ini memiliki sifat kutub yang mana titik didih yang lebih tinggi dibandingkan dengan hidrokarbon. 

Permasalahan :
1. Apakah hasil akhir yang didapatkan pada reaksi adisi ini akan menghasilkan senyawa baru dengan fungsi yang lebih bermanfaat, tolong jelaskan
2. Bagaimana anda dapat mengatasi atau mengurangi hambatan sterik yang terjadi pada reaksi adisi antara aldehid dan keton ini
3. Tolong anda jelaskan dampak yang terlihat jelas pada pengaruh sterik dan elektronik pada reaksi adisi ini

Selasa, 30 Maret 2021

MEKANISME REAKSI BERSAING SN2 DAN E2

 MEKANISME REAKSI BERSAING SN2 DAN E2


            Reaksi SN2 dan E2 ini memiliki suatu ikatan kunci yang dapat dipatahkan dan dibentuk dengan cara bersamaan sekaligus diantara kedua reaksi ini, dimana tanpa struktur perantara apa pun yang digunakan. Sehingga pada reaksi ini sering disebut dengan reaksi secara bersamaan. Mekanisme reaksi bersaing SN2 dan E2 ini satu sama lainnya saling bersaing dalam merebutkan atau mengkonsumsi senyawa R-X. Pendekatan nukleofil atau basa selalu menyerang dari belakang dalam reaksi SN2 dan terutama dari belakang dalam reaksi E2. Nah, dalam reaksi bersaing antara SN2 dan E2 ini mekanisme nya bergantung pada laju reaksi yang bersaing. Maksudnya disini rasio produk bergantung pada hasil bagi laju reaksi akan dikontrol agar mekanisme tertentu dapat berjalan, hasil bagi dari laju reaksi harus sekecil atau sebesar mungkin. Karena itu, energi keadaan transisi mekanisme yang diinginkan harus diminimalkan sebanyak mungkin tanpa menurunkan energi keadaan transisi mekanisme yang bersaing juga. Ini karena laju reaksi berkolerasi langsung dengan energi keadaan transisi. Energi keadaan transisi reaksi SN2 dan E2 dipengaruhi oleh beberapa parameter. Hal terpenting dalam kompetisi SN2 atau E2 adalah jenis alas yang diterapkan dan struktur substrat. 




            Produk awal dari reaksi E2 adalah senyawa alkil tersubsitusi heteroatom dengan atom hidrogen pada posisi β dan basa. Hidrogen dalam posisi β diabstraksi sebagai proton oleh basa dan heteroatom meninggalkan molekul sebagai anion. Karakteristik basa adalah pasangan elektron bebas yang dapat menerima proton. Namun, karena pasangan elektron bebas ini, basa sebagai tambahan adalah nukleofil. Alih-alih abstraksi hidrogen dalam posisi β, pada prinsipnya serangan nukleofilik oleh basis pada karbon tersubsitusi heteroatom karenya dapat terjadi. Inilah syarat dasar yang digunakan dari adanya kompetesi reaksi.


Permasalahan :
1. Keadaan transisi yang bagaimana yang baik digunakan pada proses mekanisme reaksi SN2 dan E2 ini
2. Apa yang menyebabkan pada mekanisme reaksi SN2 dan E2 ini bergantung pada laju reaksi
3. Bagaimana jika direbutkan dalam mekanisme reaksi SN2 dan E2 ini diganti dengan selain senyawa R-X, apa yang akan terjadi 

Rabu, 24 Maret 2021

MEKANISME REAKSI BERSAING SN1 DAN E1

MEKANISME REAKSI BERSAING SN1 DAN E1


          Reaksi SN1 dan E1 tidak berguna secara sintesis karena mereka hampir selalu memberikan campuran produk subsitusi dan eliminasi. Namun, proporsi produk ini bervariasi dengan percabangan karbon-α. Secara umum, percabangan yang lebih bessar memberikan lebih banyak produk eliminasi.Dalam konteks yang lebih luas dari semua reaksi subsitusi dan eliminasi, ingat bahwa SN1 dan E1 tidak akan terjadi dengan adanya basa kuat atau nukleofil yang baik.

 

        Basa atau nukleofil yang lemah seperti etanol dapat menghilangkan atau menggantikan karena karboanion adalah spesies yang sangat reaktif. Tanpa karboanion atau gugus lepas yang sangat baik, SN1 dan E1 tidak mungkin dilakukan. Setelah zat antara karboanion terbentuk, kedua reaksi mengikuti jalur divergen. Dijalur SN1, etanol bertindak sebagai nukleofil. Dijalur E1 etanol adalah basa.  Ingat bahwa hukum laju menunjukkan molekul mana yang berada dalam keadaan transisi dari langkah pembatas laju. Karena SN1 dan E1 memiliki hukum laju yang sama (termasuk k), maka masuk akal untuk mengasumsikan bahwa kedua reaksi melalui keadaan transisi pembatas laju yang sama. Keadaan transisi tersebut melibatkan pembentukan karboanion. 

        SN1 dan E1 dikelompokkan bersama karena selalu terjadi bersama. Jika gugus keluar terprotonasi terlebih dahulu, ada kemungkinan yang sama dari nukleofil menyerang (SN1) karena ada basa yang menarik β-hidrogen (E1). Ini berarti bahwa setiap reaksi yang berlangsung melalui mekanisme SN1 atau E1 akan menghasilkan produk SN1 50% dan E1 50%. 



        Baik E1 dan SN1 mulai sama dengan terprotonasi gugus lepas membentuk molekul trigonal planar dengan karboanion. Molekul ini kemudian diserang oleh nukleofil untuk SN1 atau basa menarik β-hidrogen untuk E1. Jika SN1 terjadi, akan terjadi inversi stereokimia akibat serangan sisi belakang dan tiga ikatan lainnya "berputar keluar" disekitar karbon pusat.  


Permasalahan :

1. Tolong  anda jelaskan apa yang menyebabkan percabangan karbon-α semakin luas akan menghasilkan produk eliminasi semakin banyak pula

2. Apakah pada reaksi SN1 dan E1 ini selalu membentuk molekul trigonal planar, tolong jelaskan

3. Mengapa pada reaksi ini tidak digunakannya proses sintesis dan selalu memberikan hasil campuran


 

DERIVAT ASAM KARBOKSILAT

 DERIVAT ASAM KARBOKSILAT          Terdapat beberapa golongan yang sangat penting, seperti alkohol, fenol, eter, amina dan halida terdiri da...